31.2 C
Malang
Sabtu, Juli 27, 2024
KilasTokoh Buddha dari 17 Negara Bertemu Muhammadiyah, Dialogkan Perdamaian Dunia

Tokoh Buddha dari 17 Negara Bertemu Muhammadiyah, Dialogkan Perdamaian Dunia

Dari kiri, Yayah Khisbiyah, Yuli Mumpuni, dan KV Soon Vidyananda dalam acara Interfaith Diapraxis di Madrasah Muallimin Muhammadiyah, Sedayu, Yogyakarta.

SEBANYAK 47 tokoh Budha dari 17 negara yang berperan sebagai Dewan Eksekutif dan Panasehat International Network of Engaged Buddhists (INEB) berkunjung ke Muhammadiyah, Rabu (22/11).

INEB dan Muhammadiyah, menurut sekretaris Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional PP Muhammadiyah (LHKI-PPM), Yayah Khisbiyah, merupakan 2 dari 5 anggota inti Buddhist-Muslim Forum (BMF) yang dibentuk pada 2013 sebagai upaya strategis di kawasan Asia khususnya dan dunia umumnya, dalam mendorong kerukunan dan perdamaian lintas-agama.

Delegasi INEB-BMF mengunjungi Museum Muhammadiyah di Kompleks Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) lalu dilanjutkan dengan dialog bersama unsur Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah di Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta. “Museum Muhammadiyah yang didesain dengan state of the art canggih dapat dengan cepat memberi pemahaman tentang latar historis di balik berkembangnya Muhammadiyah hingga menjadi salah satu organisasi Islam paling terkemuka di dunia saat ini,” papar Yayah yang juga merupakan inisiator dan ketua panitia kegiatan ini.

Sementara itu, wakil sekretaris LHKI PPM Zain Maulana menyatakan kunjungan ke Madrasah Muallimin merupakan bagian dari upaya delegasi INEB-BMF untuk mengenal lebih dekat lembaga pendidikan yang dikenal sebagai basis pengkaderan Muhammadiyah. Di Muallimin, selain menyaksikan penampilan seni bela diri Tapak Suci dan berbincang dengan para guru dan santri, LHKI PPM juga menggelar sesi diskusi bertajuk “Interfaith Diapraxis: Religious Moderation for a Just and Peaceful Civilization”. Diapraxis itu sendiri merupakan dialog yang disertai dengan aksi nyata, mempertemukan kelompok-kelompok berbeda untuk bekerjasama mencari solusi terhadap berbagai masalah sosial kemanusiaan yang memengaruhi kesejahteraan umat manusia.

Kegiatan diskusi menampilkan narasumber Ambassador Yuli Mumpuni Widarso sebagai dewan pakar LHKI PPM, dan KV Soon Vidyananda sebagai komite eksekutif INEB dan sekretaris Buddhist-Muslim Forum, dengan fasilitator Yayah Khisbiyah. Diapraksis ini menjadi penanda bahwa kedua belah pihak memiliki kepedulian amat tinggi pada terwujudnya nilai-nilai kemanusiaan dan perdamaian global. “Pertemuan lintas-agama perlu digalakkan mengingat salah satu tantangan terbesar kita adalah bagaimana memperkuat usaha pemerintah dalam melawan dikriminasi dan kekerasan bermotif agama,” papar Yuli.

Sesi foto bersama 47 tokoh Budha dari 17 negara yang berperan sebagai Dewan Eksekutif dan Penasihat International Network of Engaged Buddhists (INEB) di Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta.

Sementara KV Soon Vidya mengusulkan program exchange bagi kaum muda mancanegara untuk mengunjungi Museum Muhammadiyah dan live in di pesantren Muhammadiyah, untuk belajar dari pengalaman Muhammadiyah sebagai gerakan Islam berkemajuan yang banyak berkontribusi pada kemajuan bangsa melalui pendidikan dan layanan sosial.

“Banyak kerja sama yang telah dan harus terus dilakukan INEB dengan Muhammadiyah, khususnya kemitraan di bidang interfaith for ecology and climate metwork untuk mengatasi perubahan iklim dan kerusakan ekologi, serta promosi hak asasi kebebasan beragama,” ulas Yayah. Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama RI, Supriyadi, mendukung upaya kerjasama Muslim-Buddha dalam menjaga Bhinneka Tunggal Ika dan peningkatkan modal sosial untuk pembangunan di dalam negeri dan perdamaian dunia.

Selain dialog, kegiatan di Muallimin juga dimeriahkan dengan penampilan seni beladiri Tapak Suci Putera Muhammadiyah oleh santri-santri madrasah tersebut. Penampilan para santri itu merupakan bagian dari pengenalan aktivitas Muhammadiyah terhadap para delegasi yang berasal dari Amerika Serikat, Belanda, Bhutan, China, India, Inggris, Jepang, Malaysia, Myanmar, Korea Selatan, Siprus, Spanyol, Sri Lanka, Swiss, Taiwan, dan Thailand tersebut.

Sekretaris Eksekutif Moo Sombon Chungpampree menyatakan sangat terkesan dengan Muhammadiyah dan berkomitmen untuk meningkatkan kerjasama. Direktur Muallimin, Aly Aulia, menambahkan bahwa lokasi dialog di Perpustakaan Buya Syafii Maarif, merupakan komitmen Muallimin yang merupakan salah satu lembaga pendidikan unggulan Muhammadiyah untuk mencetak generasi muda kader bangsa yang memiliki wawasan luas keindonesaan, keummatan dan kemanusiaan. (*)

Kontributor: Subhan S

Editor: Mohammad Ilham

Sponsor

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Sponsor

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Sponsor

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Lihat Juga Tag :

Populer