MENYONGSONG pergantian tahun dari 2023 ke 2024, Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir berharap agar kedepan rakyat serta para elit semakin dewasa, melalui pendalaman terhadap dasar-dasar kebangsaan dan kenegaraan.
Hal itu disampaikan dia dalam Media Gathering di Kantor PP Muhammadiyah di Jakarta, Kamis (28/12/2023), yang bermaksud untuk saling memberi masukan, terutama dalam urusan membangun bangsa dan negara.
Guru Besar Bidang Sosiologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) itu menjelaskan, pendewasaan juga termasuk dalam konteks politik dan Pemilu, terlebih bahwa Bangsa Indonesia akan segera menyelenggarakan pesta demokrasi tahun 2024.
Menurut Prof Haedar, rentang masa yang panjang bagi Bangsa Indonesia dalam pelaksanaan Pemilu seharusnya berjalan selaras dengan pendewasaan sikap rakyat maupun para elitnya. Terhitung sejak merdeka pada tahun 1945, Indonesia telah menyelenggarakan setidaknya enam kali Pemilu untuk memilih presiden.
Lebih lanjut, Ketua Umum PP Muhammadiyah dua periode itu juga berpesan kepada para kontestan Pemilu 2024 agar lebih mendalami, menghayati, serta mampu menerjemahkan fondasi atau dasar-dasar negara. Menurut dia, hal itu akan mampu mengurangi potensi terjadinya distorsi pondasi kebangsaan dan kenegaraan.
Dengan begitu, kata Prof Haedar, diharapkan perdebatan di ruang publik akan menjadi lebih substansial.
“Kalau (Debat Pilpres) menjadi cerdas cermat, akan betapa dangkalnya kita. Padahal dari ketiga calon itu akan yang menjadi pemimpin,” kata dia.
“Debat Pilpres bukan sekadar urusan menang dan kalah. Melainkan bagaimana cara calon melihat Indonesia, serta memahami dasar-dasar berbangsa dan bernegara dengan baik sesuai dengan keinginan yang diletakkan oleh para pendahulu,” tandas Prof Haedar. (*)
Reporter: Aan Hariyanto
Editor: Mohammad Ilham