KETUA umum PAN Zulkifli Hasan telah menegaskan bahwa selain Erick Thohir, Muhadjir Effendy juga merupakan bakal calon wakil presiden (bacawapres) yang mereka usung. Tentu saja keduanya punya keunggulan masing-masing untuk ditawarkan kepada para calon presiden (capres).
Erick saat ini menjabat sebagai Menteri BUMN dan Muhadjir berstatus Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK). Namun, keunggulan Muhadjir adalah dia tokoh Muhammadiyah yang secara kultural lebih dekat dengan PAN.
Menurut pakar politik dari Universitas Brawijaya Dr Abdul Aziz SR, Muhadjir dengan massa di arus bawah PAN punya hubungan yang lebih dekat ketimbang Erick. ”Karena itu, jika Muhadjir yang dijagokan PAN sebagai cawapres sangat logis serta memiliki nilai politik tinggi,” jelasnya.
Dia menambahkan, antara PAN dengan Muhadjir, bukanlah sesuatu relasi yang asing. Mereka saling mengenal luar dan dalam. PAN basis utama pendukungnya adalah warga Muhammadiyah, sementara Muhadjir seorang tokoh Muhammadiyah yang sedang menjabat Menko PMK.
Dari sisi kapasitas dan ketokohan, dia menilai, Muhadjir jauh di atas Erick. Jadi, agak aneh jika PAN menjagokan Erick Thohir. Memang Erick jauh lebih kaya raya dan punya banyak uang dibandingkan Muhadjir. “Persoalannya, PAN itu cari pemimpin atau cari uang?” tambahnya.
Deklarator PAN Surabaya Herman Rivai sebelumnya menyarankan, sebaiknya PAN mengajukan Muhadjir sebagai bacawapres untuk mengkomodasi aspirasi arus bawah. Lalu, Erick Thohir disiapkan menjadi Ketua Umum PAN sekaligus figur capres atau cawapres di Pemilu 2029 karena dia punya dana kuat dan masih muda.
Sebelum PAN, PDIP lebih dulu menominasikan Muhadjir sebagai bacawapres untuk disandingkan dengan Ganjar Pranowo, calon presiden dari PDIP. Hal itu disampaikan Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah seusai Muhadjir memberikan tausiyah kebangsaan di Masjid At-Taufiq kompleks kantor DPP PDIP Lenteng Agung, Jakarta, beberapa waktu lalu. (*)
Reporter: Iqbal Darmawan
Editor: Mohammad Ilham
