Prof Zainuddin Maliki: Membangun dari Desa Ubah Pembangunan Ekstraktif ke Inklusif

Prof Zainuddin Maliki: Membangun dari Desa Ubah Pembangunan Ekstraktif ke Inklusif

MAKLUMAT – Pembangunan desa disebut sebagai kunci untuk mengakhiri praktik pembangunan ekstraktif yang selama ini hanya menguntungkan segelintir orang. Hal itu disampaikan Prof. Zainuddin Maliki, penasihat Menteri Desa dan PDT, saat menghadiri forum Ngopi Pemuda Muhammadiyah di Sukosewu, Bojonegoro, Ahad (17/8/2025).

Menurutnya, model pembangunan ekstraktif banyak bergantung pada eksploitasi sumber daya alam. Hutan, tambang, hingga kekayaan alam lain diperas habis, tapi masyarakat desa di sekitarnya justru tetap miskin.

“Pembangunan ekstraktif hanya menguntungkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di kota. Akibatnya, kesenjangan makin lebar. Karena itu harus diubah menjadi pembangunan inklusif yang adil dan merata,” tegas anggota DPR RI 2019–2024 itu.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2025 menunjukkan tingkat kemiskinan di perdesaan mencapai 11,03 persen. Angka ini hampir dua kali lipat dari perkotaan yang hanya 6,73 persen.

“Praktik ekstraktif mengakibatkan desa dan daerah tertinggal terjebak stagnasi. Pendapatan per kapita kota tumbuh hampir dua kali lipat dibanding desa,” jelas penerima MKD DPR RI Awards 2022 tersebut.

Dorong Koperasi Desa Merah Putih

Untuk mengatasi ketimpangan itu, Zainuddin menekankan pentingnya membangun ekonomi desa dengan instrumen nyata. Salah satunya melalui Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes Merah Putih), yang melengkapi instrumen lain seperti BUMDes dan UMKM desa.

“Prinsip membangun dari desa jangan berhenti di retorika. Harus diwujudkan lewat program konkret,” ujar mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya itu.

Baca Juga  Pendapatan Asli Desa Berpotensi Dikorupsi, Ini Kata Kemendes-PDT

Ia menambahkan, pemerintah sudah menyiapkan plafon pinjaman ratusan triliun untuk mendukung pembangunan desa. Modal besar ini seharusnya bisa mendorong masyarakat desa bangkit membangun ekonomi rakyat yang kuat dan berkeadilan.

Meski begitu, Zainuddin mengingatkan bahwa perjalanan tidak akan mudah. Tantangan berupa keterbatasan modal, keterampilan, hingga kepercayaan pasti akan muncul.

“Tapi semua hal besar selalu dimulai dari langkah kecil. Jangan pernah pesimis membangun Koperasi Desa Merah Putih,” pungkasnya.***

*) Penulis: Aan Hariyanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *