23.9 C
Malang
Minggu, November 24, 2024
KilasPWNA Lampung Latih Lansia Hadapi Tantangan Demokrasi Digital

PWNA Lampung Latih Lansia Hadapi Tantangan Demokrasi Digital

PIMPINAN Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Lampung menggelar Pelatihan Akademi Digital Lansia (ADL) di Gedung Aisyiyah Provinsi Lampung, Bandar Lampung, Ahad (11/8/2024). Acara terlaksana berkolaborasi dengan Tular Nalar Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo).

Kegiatan itu diikuti oleh 100 peserta, yang terdiri atas perwakilan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) dan Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) se-Kota Bandar Lampung, Wanita Katholik Republik Indonesia (WKRI), Inisiatif Lampung Sehat (ILS), serta Guru SDIT Muhammadiyah Gunung Terang Bandar Lampung.

Ketua PWNA Lampung Ani Lidyawati menyampaikan, terimakasih atas kerjasama PPNA dengan Tular Nalar, sehingga bisa merealisasikan terselenggaranya ADL sebagai sarana edukasi literasi media bagi kalangan lansia.

“Harapan saya kepada ibu-ibu lansia Aisyiyah, WKRI, ILS, dan Guru SDIT Muhammadiyah untuk dapat mengikuti kegiatan ini dengan serius dan memahami materi dengan seksama sehingga saat kembali ke daerah dan komunitasnya masing-masing dapat menjadi penggiat literasi digital di kalangan perempuan. Memahami bagaimana cara mengidentifikasi hoaks dalam menghadapi Pilkada dan penipuan di dunia digital,” pesannya.

Kegiatan ini, kata Ani, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan lansia dalam mengidentifikasi dan menyikapi hoaks melalui penguatan literasi digital.

“Selain itu, menjelang pemilihan kepala daerah serentak 2024, PWNA Lampung juga menggandeng KPU Provinsi Lampung untuk membentuk pemikiran kritis lansia dalam mengelola informasi hoaks dan fakta di media digital,” sebut Ani.

Sementara itu, Bendahara Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Lampung, Warsito meminta para peserta ADL untuk memerhatikan tiga hal di era digital.

Pertama, Indonesia menjadi pengguna gawai tertinggi di Asia Tenggara, tapi norma dalam dunia digital menunjukkan Indonesia berada di urutan terendah, sehingga hal tersebut harus disikapi dengan bijak.

“Kedua, informasi negatif yang bertebaran di media sosial harus kita kalahkan dengan menebarkan informasi-informasi positif,” papar Warsito.

Ketiga, lanjutnya, Indonesia memiliki nilai dasar gotong royong, semangat, serta integritas dan etos kerja yang tinggi. Untuk itu, Masyarakat Indonesia perlu kembali pada nilai-nilai tersebut.

“Maka, betapa pentingnya kegiatan Akademi Digital Lansia untuk diikuti, mengingat maraknya hoaks dan penipuan digital yang berpotensi menggiring opini dan perpecahan,” tandas Warsito.

Untuk diketahui, merujuk data BPS tahun 2023, sepertiga (33.16 persen) rumah tangga di Indonesia memiliki lansia dalam anggota keluarganya. Lebih dari setengah di antaranya bahkan menjadi kepala rumah tangga (55,32 persen).

Hal itu, menunjukkan bahwa kalangan lansia masih memiliki peran yang signifikan, baik sebagai anggota maupun pengambil keputusan dalam rumah tangga.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Ketua I PWA Lampung Siti Munawaroh Harun, Departemen Pusintek PPNA Isnatul Chasanah, serta ⁠ortom-ortom tingkat wilayah, kantor perwakilan wilayah Lazismu Provinsi Lampung, Komisioner KPU Lampung Antoniyus, hingga Wakil Sekretaris II Forum Puspa Lampung Muhammad Fajar Santoso.

Sebagai informasi, Tular Nalar adalah program pelatihan literasi digital yang diinisiasi oleh Mafindo dan didukung oleh Google.org, dengan Love Frankie sebagai mitra pelaksana, telah muncul sebagai platform online pembelajaran utama yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengidentifikasi dan menyikapi hoaks melalui literasi digital dan pemikiran kritis.

Program ini dikembangkan dengan kerjasama Institut Kebudayaan dan Kemanusiaan MAARIF pada tahap awal. Tular Nalar telah mengalami pertumbuhan yang pesat dalam tiga tahun ini, dengan preferensi khusus untuk melibatkan first-time voters pre-lansia, dan lansia.

Sedangkan Mafindo sendiri adalah organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk memerangi mis informasi dan hoaks. Berdiri pada tahun 2016, Mafindo kini memiliki lebih dari 95.000 anggota online dan 1.000 sukarelawan, serta 20 kantor yang tersebar di seluruh Indonesia dan mencakup berbagai bidang, hingga keterlibatan sosial di tingkat akar rumput.

Reporter: Meti Puspitasari

spot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Lihat Juga Tag :

Populer