LEMBAGA Survei Indonesia (LSI) merilis temuannya berkaitan dengan Pemilu 2024, Ahad (25/2/2024). Hasilnya, lebih dari 80 persen responden yang disurvei mengaku puas dengan penyelenggaraan Pemilu.
Populasi survei adalah WNI usia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon. Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD), dengan sampel sejumlah 1.211 responden. Margin of error (MoE) di angka ±2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
“Kita bandingkan jawaban terhadap pertanyaan ketika di exit poll dengan jawaban 5-10 hari setelah exit poll. Ketika exit poll, 94,5% pemilih menyatakan bahwa dia puas dengan penyelenggaraan pemilu 14 Februari itu. Tetapi 5-10 kemudian kita tanyakan lagi pertanyaan yang sama, tingkat kepuasannya turun,” kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan, Ahad (25/2/2024).
Dia mengatakan, saat hari pemungutan suara tingkat kepuasan publik untuk penyelenggaraan Pemilu berada di angka 94,5% tetapi menurun dalam kurun waktu 5-10 hari setelahnya. Djayadi menilai, hal itu lantaran perdebatan yang terjadi di ruang publik pasca Pemilu, termasuk masalah berbagai kesalahan aplikasi Sirekap.
“Sehingga tingkat kepuasan terhadap penyelenggaraan Pemilu itu menurun dari 94,5 persen pada hari H, turun menjadi 83,6 persen setelah 5-10 hari pelaksanaan hari H itu,” terangnya.
Djayadi juga mengungkap, penilaian jujur dan adil (jurdil) dalam Pemilu 2024 berdasarkan temuannya selama periode survei 19-21 Februari, jika dibandingkan dengan hari H pemungutan suara, penilaian jurdil juga menurun hampir sekitar 20 persen.
“Pada hari H Pemilu, ketika kita laksanakan exit poll 94,3 persen menyatakan Pemilu jurdil. Tetapi sekarang tinggal 76,4 persen,” ungkapnya.
“Ini suatu yang mungkin perlu menjadi perhatian baik dari KPU penyelenggara Pemilu lainnya ataupun pemerintah bahwa ada penurunan penilaian positif masyarakat terhadap pemilu dari hari ke hari,” pungkas Djayadi. (*)
Reporter: Aan Hariyanto
Editor: Mohammad Ilham
