31.2 C
Malang
Sabtu, Juli 27, 2024
KilasWakil Ketua PWM Jatim: Jangan Sampai Salah Memilih Pemimpin

Wakil Ketua PWM Jatim: Jangan Sampai Salah Memilih Pemimpin

Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur M Sholihin Fanani.

POLITIK tentu tidak bisa dilepaskan dari konteks kepemimpinan, yang dalam pandangan Islam hal itu secara ideal harus merujuk kepada bagaimana pola kepemimpinan ala Rasulullah Muhammad Saw, atau yang disebut sebagai konsep kepemimpinan profetik.

Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur M Sholihin Fanani menjelaskan, konsep kepemimpinan profetik atau kepemimpinan yang ideal dalam Islam itu disandarkan kepada sifat-sifat kepemimpinan yang dimiliki oleh Rasulullah Muhammad Saw, yaitu shidiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan kebenaran) dan fathonah (cerdas atau pandai).

“Kepemimpinan dalam Islam harus mengacu kepada tujuan hidup manusia yang hakiki, yaitu untuk beribadah kepada Allah, sebagaimana firman-Nya dalam surat Adz-Dzariat ayat 56, ‘Tidaklah Aku (Allah) ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku’. Artinya bahwa seorang pemimpin yang baik adalah yang taat beribadah kepada Allah dan bisa mendorong kepada orang-orang yang dipimpinnya untuk taat beribadah kepada Allah,” katanya kepada Maklumat.id, Ahad (29/10/2023).

Pria yang akrab disapa Abah Shol itu mengatakan, sosok pemimpin yang yang ideal dalam Islam juga harus mengacu pada konsep kekhalifahan, bahwa manusia adalah khalifah (pemimpin) Allah di muka bumi.

“Sebagai seorang khalifah, manusia memiliki tugas untuk menjaga, mengelola dan mendayagunakan alam semesta ini sebagai pemberian Allah yang harus dimanfaatkan untuk kesejahteraan seluruh umat manusia. Namun, tidak boleh berlebihan dalam memanfaatkannya hingga menimbulkan kerusakan alam. Semuanya harus seimbang dan dikelola dengan baik,” terangnya.

Lebih lanjut, Abah Shol menjelaskan, di dalam Islam tidak terdapat batasan usia dalam menentukan kriteria sebagai seorang pemimpin. Tetapi, Islam menyaratkan seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya. Sebagaimana hadits Nabi, ‘Jika sesuatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya’. “Ini artinya bahwa seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk menjalankan tugas dengan baik,” paparnya.

Kedewasaan dalam konteks politik, menurut Abah Shol, sebagai peserta dan kandidat tentu harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang (UU) yang telah mengatur urusan tersebut dan tidak melakukan tindakan-tindakan yang dapat menciderai hukum yang ada.

“Lalu kedewasaan politik sebagai penyelenggara, tentu harus melakukan tugas-tugas dengan sebaik-baiknya, seadil-adilnya dan tidak boleh berpihak kepada kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Harus menjadi penyelenggara dan wasit yang mampu bertindak jujur, adil dan amanah,” lanjutnya.

Sementara kedewasaan sebagai pemilih, kata Abah Shol, yaitu harus mampu memilih pemimpin yang baik dan memiliki kualitas yang terbaik sesuai nilai-nilai Islam, pandangan rasional, dan hati nuraninya.

“Apalagi pemimpin sebuah negara yang besar dan majemuk seperti Indonesia. Memilih pemimpin harus yang mengutamakan kepentingan masyarakat, umat, bangsa dan negara. Jangan memilih pemimpin berdasarkan iming-iming tertentu yang dapat merugikan masyarakat bangsa dan negara. Rakyat memiliki tanggung jawab untuk menjadikan masyarakat adil dan makmur berdasarkan pemimpin yang dipilih. Sebenarnya masyarakat juga perlu mendapatkan edukasi cara memilih pemimpin,” tandas mantan Kepala SD Muhammadiyah 4 Pucang, Surabaya itu.

Menurut Abah Shol, umat Islam terutama generasi muda muslim, harus bisa mengambil peran yang strategis dalam urusan kepemimpinan tersebut berdasarkan kepada kriteria yang ada pada diri Rasulullah Muhammad Saw. “Juga melakukan edukasi kepada masyarakat agar jangan sampai salah memilih pemimpin dan memberikan kriteria pemimpin yang dibutuhkan untuk memajukan Indonesia dan menciptakan keadilan dan kesejahteraan masyarakat,” kata dia.

“Mereka (generasi muda muslim) juga harus ada dan mampu untuk menjadi relawan dan sosok yang berperan dalam menjaga agar tujuan pemilu berjalan dengan baik, jujur dan amanah. Dan mengedukasi kepada kelompok anak muda agar menghindari cara-cara memilih pemimpin yang tidak sesuai dengan ajaran Islam,” jelas Abah Shol. (*)

Reporter: Ubay

Editor: Aan Hariyanto

Sponsor

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Sponsor

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Sponsor

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Lihat Juga Tag :

Populer