25.4 C
Malang
Sabtu, Juli 27, 2024
KilasWakil Rektor UMM: Politik di Indonesia Sukar Diprediksi

Wakil Rektor UMM: Politik di Indonesia Sukar Diprediksi

Warek V UMM Prof Tri Sulistyaningsih

WAKIL Rektor V Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Prof Tri Sulistyaningsih menyebut, demokrasi sudah hadir dan dicontohkan oleh Islam sejak zaman Rasulullah Muhammad Saw, yang itu termaktub dalam Al-Quran.

Hal itu dia sampaikan dalam forum Harmoni Membangun Negeri ‘Refleksi Kedewasaan Berdemokrasi Pasca Pemilu 2024’ yang digelar di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Senin (13/5/2024).

Menurut Prof Tri, politik di Indonesia cenderung sukar untuk diprediksi (unpredictable). Namun kualitas demokrasi di Indonesia, kata dia, masih berada pada tataran perut alias cenderung ke arah pragmatis, belum menjadi suatu demokrasi yang rasional dan substansial.

“Politik di Indonesia ini unpredictable, politik yang mungkin berbeda dengan negara-negara yang lain yang bisa diprediksi siapa yang akan jadi presiden, bagaimana sistemnya, dan sebagainya. Tetapi untuk Indonesia dinilai unpredictable,” katanya saat menyampaikan sambutan mewakili Rektor UMM.

Menukil pernyataan Guru Besar Universitas Pertahanan (Unhan) Prof Salim Said, Prof Tri menyebut demokrasi di Indonesia masih harus terus diupayakan untuk menuju demokrasi yang substansial.

“Demokrasi yang dewasa bisa dimaknai ketika demokrasi itu sudah pada tataran yang rasional, ketika seseorang melakukan penentuan pilihan terhadap calon-calon pemimpin sudah didasarkan pada pemikiran yang rasional. Namun sebagaimana kita tahu bahwa di Indonesia sebagian masih pada tataran demokrasi yang belum substansial, masih demokrasi yang pragmatis,” ujarnya.

“Demokrasi akan bisa benar-benar dewasa ketika urusan perutnya sudah selesai, urusan ekonominya itu sudah selesai, itu demokrasi yang rasional, yang substansial baru bisa dicapai,” imbuh Prof Tri.

Lebih lanjut, Guru Besar Ilmu Pemerintahan UMM itu menjelaskan, dalam Islam telah mengatur soal politik dan demokrasi, yang itu bisa dirujuk dari sejumlah ayat Al-Quran maupun hadis.

Mengutip Surah Ali Imran ayat 159, Prof Tri menilai, Islam telah mengajarkan mekanisme musyawarah sebagai inti dalam mengambil atau menentukan keputusan secara mufakat, sebagaimana inti nilai demokrasi.

“Yang intinya ketika telah mengambil keputusan, maka tentukanlah atau laksanakan keputusan itu dengan musyawarah. Intinya pada zaman Rasulullah Saw telah melakukan demokrasi untuk segala aspek kehidupan. Meski (secara) teoritik, politik baru kemudian istilah demokrasi ini terutama dijabarkan oleh teori-teori barat yang mengatakan bahwa Amerika sebagai bapaknya demokrasi. Bukankah Islam lebih awal?” kelakarnya.

Prof Tri pun mengajak semua pihak untuk tidak lagi mempertentangkan dan saling berdebat antara kubu 01, 02, maupun 03 pasca Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024, sebab kontestasi sudah usai dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan siapa pemimpin Republik Indonesia untuk lima tahun ke depan.

“Pertentangan politik sudah usai, saya tidak perlu bertanya siapa 01, 02, 03, saat ini sudah kosong-kosong untuk membangun negeri,” pungkas dia.

Reporter: Ubay NA 

Editor: Aan Hariyanto 

Sponsor

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Sponsor

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Sponsor

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Lihat Juga Tag :

Populer