ANGGOTA DPR RI Fraksi PAN Prof Zainuddin Maliki menegaskan, jika Indonesia ingin menjadi negeri yang baldatun thoyyibatun warobbun ghofur, maka harus ada sosok pemimpin yang baik, benar, adil dan tangguh.
Hal itu dia sampaikan ketika mengisi pengajian politik, sekaligus penguatan cabang dan ranting Muhammadiyah di Kompleks Masjid As-Shalihin, Sangkapura, Pulau Bawean, Kamis (18/1/2024).
“Kalau ingin menuju, menjadi negeri yg baldatun thoyyibatun warobbun ghofur, maka syaratnya harus memilih pemimpin yang baik, pemimpin yang benar,” kata dia.
Menukil dari Imam Al Ghazali, pria yang bertugas di Komisi X DPR RI itu menyebut, jika kondisi rakyat itu rusak, maka itulah cerminan dari pemimpin yang buruk. Sebab pemimpin adalah sosok yang memberikan keteladanan.
“Kata Imam Al Ghazali itu kan kalau rakyat hidupnya rusak, berarti itu cerminan bahwa pemimpinnya juga rusak,” ujarnya.
Menurut Zainuddin, pesta demokrasi Pemilu 2024 akan menjadi momentum yang tepat bagi masyarakat, terlebih warga Muhammadiyah dan umat Islam pada umumnya, untuk ikut menentukan arah bangsa dan negara dengan memilih sosok pemimpin yang tepat, baik di eksekutif maupun legislatif.
“14 Februari nanti adalah kesempatan kita untuk menentukan arah bangsa dan negara ini, untuk memilih sosok-sosok, memilih pemimpin-pemimpin yang terbaik, baik itu pemimpin di eksekutif maupun di legislatif,” terang manta Wakil Ketua PWM Jawa Timur itu.
Untuk itu, kata dia, warga Muhammadiyah sebagai umat Islam yang peduli terhadap nasib bangsa dan memperjuangkan peradaban bangsa yang berkemajuan, harus mengerahkan segala upaya yang dia mampu untuk memenangkan calon-calon pemimpin yang terbaik itu, melalui shodaqoh suara.
“Shodaqoh paling murah itu tepuk tangan, karena itu bisa membuat orang lain senang. Tapi shodaqoh yang mungkin tidak murah, tapi besar nilai dan pahalanya adalah shodaqoh suara, demi memperjuangkan misi dakwah Persyarikatan di parlemen,” tandasnya.
Shodaqoh suara, lanjut Zainuddin, adalah ikhtiar warga Muhammadiyah untuk menyukseskan jihad politik Persyarikatan, yakni dengan menyalurkan hak suaranya untuk memilih calon-calon pemimpin terbaik bagi Indonesia, terutama para kandidat yang berasal dari Muhammadiyah. (*)
Reporter: Ubay
Editor: Aan Hariyanto