22.4 C
Malang
Senin, Februari 24, 2025
RagamTafsir At-Tanwir: Menghidupkan Etos, Membangun Peradaban Islam

Tafsir At-Tanwir: Menghidupkan Etos, Membangun Peradaban Islam

Halaqah pra-penulisan tafsir At-Tanwir untuk juz 18-20, MTT PP Muhammadiyah yang berlangsung di Gedoeng Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jalan KH Ahmad Dahlan, Sabtu (15/2/2025). (Foto: Muhammadiyah)
Halaqah pra-penulisan tafsir At-Tanwir untuk juz 18-20, MTT PP Muhammadiyah yang berlangsung di Gedoeng Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jalan KH Ahmad Dahlan, Sabtu (15/2/2025). (Foto: Muhammadiyah)

MAKLUMAT — Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) PP Muhammadiyah menggelar halaqah pra-penulisan tafsir At-Tanwir untuk juz 18-20, yang berlangsung di Gedoeng Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jalan KH Ahmad Dahlan, Sabtu (15/2/2025).

Halaqah ini menjadi ajang konsolidasi bagi para penulis tafsir guna meneguhkan arah dan metodologi tafsir khas Muhammadiyah. Dalam pembukaannya, Ketua MTT PP Muhammadiyah, Hamim Ilyas, menekankan bahwa tafsir At-Tanwir dibangun di atas empat etos utama, yakni agama, ilmu, sosial, dan ekonomi.

“Tafsir ini bertujuan menegaskan bahwa Al-Qur’an diwahyukan untuk mewujudkan kebaikan bagi manusia di dunia dan akhirat. Ukurannya adalah kesejahteraan material dan spiritual,” ujar Hamim.

Ia juga menyoroti tantangan ekonomi umat Islam di tengah dominasi sistem global saat ini. “Ini adalah bentuk nyata dari neo-liberalisme. Kita harus menguasai faktor-faktor produksi agar terbebas dari ketergantungan ekonomi,” tegasnya.

Menurutnya, Al-Qur’an adalah kitab pembangunan peradaban. Konsep ini telah dipahami oleh para sahabat Nabi, seperti Umar bin Khattab yang menyebut surat Al-An’am sebagai nawajib Al-Qur’an, bagian utama yang mengajarkan kecerdasan dan menjadikan umat Islam unggul.

Amerika Serikat mulai mengalami kemunduran, tetapi belum ada negara Islam yang siap menggantikannya. Yang justru siap adalah China. Kita berharap melalui tafsir ini, negara-negara Islam dapat bangkit dan menjadi kuat,” tambahnya.

Sementara itu, Anggota MTT PP Muhammadiyah, Ustadi Hamsah, menekankan pentingnya aspek teknis dalam proses penulisan dan editing tafsir, agar naskah yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

“Dalam proses ini, sejak awal kita harus mendesain dengan benar. Jika teknis awalnya sudah sesuai dengan layout yang kita tetapkan, maka pekerjaan akan lebih cepat,” terang Ustadi.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa tafsir At-Tanwir harus mencerminkan spirit responsivitas, inspiratif, dan membangkitkan etos dalam berbagai aspek, termasuk ibadah, ekonomi, sosial, dan keilmuan. Dengan pendekatan ini, tafsir ini diharapkan menjadi pendorong kemajuan umat Islam.

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

Lihat Juga Tag :

Populer