MAKLUMAT — Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial (MPKS) PP Muhammadiyah melalui Korps Relawan Sosial Muhammadiyah (KawanMu) kembali membuka rekrutmen relawan psikososial. Berbeda dari gelombang sebelumnya, rekrutmen kali ini dikhususkan bagi relawan yang berdomisili di wilayah Sumatera, terutama Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.
Langkah tersebut diambil usai rampungnya Pembekalan Tahap 2 yang menargetkan penghimpunan 1.000 relawan secara bertahap. Rekrutmen ini sekaligus memperkuat peran relawan psikososial dalam mendukung kerja-kerja kebencanaan Muhammadiyah, khususnya pada fase pemulihan pascabencana di Sumatera.
Sekretaris MPKS PP Muhammadiyah, Jasra Putra, menegaskan bahwa pembukaan rekrutmen khusus domisili Sumatera bukan sekadar pemenuhan kuota, melainkan wujud nyata pengamalan teologi Al-Maun dalam konteks kebencanaan modern.
Ia menyoroti praktik penanganan bencana yang kerap dinilai tidak efisien dan tidak berkeadilan. Menurutnya, biaya besar sering dihabiskan untuk mendatangkan relawan ahli dari luar daerah yang hanya efektif bekerja dalam waktu singkat, sementara potensi warga lokal justru terabaikan.
“MPKS PP Muhammadiyah lewat Relawan KawanMU sejak awal berkomitmen menghimpun 1.000 orang untuk menjadi bagian Tim Kebencanaan MPKS dalam membantu Tim MDMC yang sudah bergerak. Namun, fokus kami di psikososial kali ini membawa pesan ideologis,” ujar Jasra Putra, dalam keterangan tertulis yang diterima Maklumat.id, Ahad (28/12/2025).
Ia menekankan pentingnya partisipasi bermakna (meaningful participation) dari warga lokal dalam penanganan bencana. Menurutnya, warga setempat tidak boleh terus-menerus diposisikan sebagai pihak yang lemah akibat cara pandang yang tidak adil.
“Semangat Al-Maun adalah keberpihakan kepada mereka yang lemah dan dilemahkan. Dalam konteks pemulihan pasca bencana seperti banjir galodo di Sumatera, relawan lokal seringkali ‘dilemahkan’ karena dianggap tidak mampu, padahal merekalah kunci solusi permanen,” tandasnya.
Ia menambahkan bahwa pola pikir yang menempatkan warga lokal hanya sebagai objek harus dihentikan. “Kita harus hentikan pola pikir yang menempatkan warga lokal hanya sebagai objek. Mereka harus dikapasitasi, dimampukan, dan diperlakukan setara dengan relawan dari luar. Hak mereka atas fasilitas dan kesejahteraan selama bertugas harus sama,” tegasnya.
“Jika relawan lokal aktif, ini akan menjadi pengganti hari-hari mereka yang hilang akibat bencana. Ini adalah tentang memulihkan martabat, bukan sekadar memulihkan bangunan,” sambung Jasra Putra.
Sementara itu, Ketua Nasional KawanMu, M Arif An, menjelaskan teknis pelaksanaan rekrutmen tahap kedua ini.
“Kami membuka pendaftaran tahap kedua dengan fokus putra-putri terbaik di Pulau Sumatera yang tidak terkena dampak langsung bencana untuk membantu saudaranya. Setelah pendaftaran, akan dilakukan asesmen ketat dan pembekalan materi psikososial secara offline,” jelasnya.
Menurut Arif An, pelibatan relawan lokal menjadi jaminan keberlanjutan program setelah masa tanggap darurat berakhir dan relawan dari luar daerah kembali ke tempat asalnya.
Adapun jadwal penting rekrutmen ini meliputi batas akhir pendaftaran pada 3 Januari 2026, serta pemberangkatan tahap pertama pada 5 Januari 2026. Pada tahap awal, sebanyak 100 relawan akan disebar ke sembilan titik lokasi bencana.
MPKS PP Muhammadiyah mengundang kader-kader terbaik di Sumatera untuk mengambil peran dalam kerja-kerja kemanusiaan tersebut. Upaya ini diharapkan mampu mengubah duka menjadi daya, sekaligus memastikan pemulihan bencana di Sumatera dipimpin oleh tangan-tangan masyarakat setempat.
Pendaftaran relawan dapat diakses melalui tautan berikut ini: PENDAFTARAN RELAWAN KAWANMU
