PRESIDEN Republik Indonesia (RI) terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto menyuarakan pembelaannya terhadap Palestina. Prabowo lewat opininya yang dimuat media asal Inggris, The Economist pada Jumat (26/4/2024) lalu, menyoroti soal standar ganda dari negara-negara barat dalam menyikapi konflik.
Pria yang menjabat Menteri Pertahanan (Menhan) RI periode 2019-2024 itu menyebut justifikasi terhadap dukungan untuk melangsungkan serangan bertubi-tubi ke Gaza karena serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu adalah hal yang mengerikan.
Prabowo dari tulisannya yang berjudul ‘Indonesia’s President-elect Accuses The West of Double Standards’ itu menyayangkan jatuhnya puluhan ribu korban jiwa, termasuk warga sipil yang tidak bersalah, hingga menimbulkan bencana kelaparan.
“Bagaimana seseorang bisa membenarkan tingkat kehancuran, kelaparan, dan kekurangan yang menimpa masyarakat tak berdosa di Gaza, dalam sebuah kampanye yang diyakini oleh miliaran orang di seluruh dunia telah melanggar hukum dan konvensi internasional yang melindungi warga sipil di masa konflik?” tulisnya seperti dikutip, Selasa (30/4/2024).
Menurut Prabowo, tidak perlu menjadi seorang Muslim untuk mengecam kehancuran yang terjadi di Gaza, yang mayoritas korban konflik adalah perempuan dan anak-anak. Sebab, hal itu adalah soal kemanusiaan.
Kendati demikian, dunia internasional khususnya negara-negara Barat, nyatanya tidak memberikan perhatian yang cukup terhadap kondisi di Gaza. Hal tersebut adalah wujud nyata standar ganda yang diterapkan oleh negara-negara barat.
Prabowo pun menyoroti sikap berbeda Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa soal konflik Rusia-Ukraina. “Mengapa pembunuhan terhadap warga sipil Palestina kurang layak untuk dikecam dibandingkan dengan pembunuhan terhadap warga sipil Ukraina?” ujarnya.
“Semakin banyak orang di Indonesia dan di seluruh dunia, di wilayah Selatan dan Barat, merasa bahwa kegagalan pemerintah Barat dalam menekan Israel untuk mengakhiri perang menunjukkan adanya krisis moral yang serius. Bagaimana lagi standar ganda itu dapat dijelaskan, ketika kita diminta untuk menetapkan satu set prinsip untuk Ukraina dan satu lagi untuk Palestina?” kata dia.
Prabowo, melalui tulisannya tersebut, kembali menyerukan gencatan senjata sebagai awal menuju perdamaian jangka panjang. Sebab, meskipun Indonesia dan banyak negara lain telah memberikan bantuan, menurutnya tidak akan cukup untuk mengatasi penderitaan yang dirasakan oleh masyarakat di Gaza.
“Kita harus bersatu untuk segera mengakhiri perang ini. Tapi kita tidak boleh berhenti di situ. Jika kita tidak ingin siklus kekerasan dan penderitaan terulang kembali secara dramatis, seperti yang terjadi selama delapan dekade terakhir, kita harus bekerja sama untuk menyelesaikan konflik dengan mendirikan negara Palestina merdeka berdampingan dengan negara Israel yang sudah ada,” tandasnya.
Reporter: Ubay NA
Editor: Aan Hariyanto