WARGA Muhammadiyah perlu membangun kesadaran bersama dalam menyikapi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang. Kesadaran itu dibutuhkan agar warga Muhammadiyah tetap menjaga persatuan meski berbeda dalam menyalurkan aspirasi politiknya.
Hal itu dikatakan Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Muhammad Mirdasy dalam Sosialisasi Satu Dapil Satu Caleg KaderMu Wilayah Madura Raya yang diselenggarakan di Kabupaten Sampang, Sabtu sore (30/12/2023).
Kegiatan yang merupakan rangkaian dari Jihad Politik Muhammadiyah (Jipolmu) #2 itu, dihadiri 200 orang dari pengurus PDM Bangkalan, PDM Sampang, PDM Pamekasan PDM Sumenep, para calon legislatif, dan calon DPD.
Hadir pula beberapa personalia Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM), di antara Khoirul Abduh (Wakil Ketua PWM Jatim) dan Afifun Nidlom (Wakil Sekretaris Majelis Tabligh PWM Jatim).
“Ini perlu saya sampaikan, jika bicara politik hari ini tentu tak bisa dilepaskan dengan pemilu,” kata Mirdasy.
Dia lalu menjelaskan tiga kesadaran dalam memahami politik. Pertama, kesadaran bahwa berpolitik tidak hanya main perasaan.
Berpolitik tidak bisa dengan berangan-angan. Semua orang dianggap salah, hanya dirinya yang benar. “Itu namanya tahayul politik. Tidak bisa berpolitik hanya dengan prasangka, apalagi baperan,” tandas Mirdasy
Kedua, sambung Mirdasy, kesadaran untuk mengukur seberapa besar suara warga Muhammadiyah. Jangan bilang suara warga Muhammadiyah banyak, namun tidak ada data yang bisa dijadikan referensi.
“Dibilang banyak itu berapa? Makanya kita butuh data yang bisa menjelaskannya,” ujar mantan Anggota DPRD Jatim ini.
Ketiga, perlunya kesadaran bersama bahwa berpolitik bukan untuk diri sendiri. Berpolitik itu berurusan dengan banyak orang. Karenanya, hasilnya pun harus diorientasikan untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat secara luas.
“Yang mesti diingat, urusan politik itu sangat terkait dengan relung kehidupan kita. Urusan menentukan harga beras, harga telur, harga BBM (bahan bakar minyak), itu semua membutuhkan proses politik,” tandas mantan Ketua Pemuda Muhammadiyah Jatim itu.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua PDM Sampang Mughni Musa menyatakan sangat bersyukur dengan keberadaan Jipolmu yang dibentuk Muhammadiyah.
“Alhamdulillah, dengan adanya Jipolmu kita mendapat penjelasan dan penjabaran apa yang sesungguhnya diinginkan Muhammadiyah,” tegasnya.
Dia lalu menegaskan bahwa sifat kepemimpinan itu parameternya jelas. Bahwa mereka harus shiddiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan amanah), dan fathonah (cerdas).
“Mereka para pemimpin yang dekat dengan Muhammdiyah, apa pun partainya, insya Allah disebut baik, punya sifat yang baik,” katanya.
Karena itu, dia berharap warga Muhammadiyah bisa memilih calon legislatif, baik di level daerah sampai pusat, juga calon presiden, yang bisa bekerja sama, seirama, dan sejalan dengan Muhammadiyah. (*)
Reporter: Ubay
Editor: Aan Hariyanto