28.2 C
Malang
Selasa, Desember 10, 2024
KilasJihad dan Politik Menurut Ketua PDM Kota Pasuruan

Jihad dan Politik Menurut Ketua PDM Kota Pasuruan

Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Pasuruan Abu Nasir dan Ketua LHKP PWM Jatim Muhammad Mirdasy.

KETUA Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Pasuruan Abu Nasir mengajak segenap warga Persyarikatan untuk solid dan bersungguh-sungguh dalam gerakan JipolMu (Jihad Politik Muhammadiyah).

Jihad, kata dia, mengandung pengertian kesukarelaan untuk bersusah-payah dan berkorban, serta bersungguh-sungguh dengan mengerahkan segala daya dan upaya untuk berjuang di jalan Allah.

“Jihad itu kan artinya rela untuk bersusah-payah, dan bersungguh-sungguh dengan segala daya upaya,” ujarnya saat pertemuan bersama JipolMu dan PDM Pasuruan, Probolinggo serta Kota Probolinggo, Rabu (6/12/2023) di RM Nikmat Rasa II, Kota Pasuruan.

Atas dasar itu, Abu Nasir meminta seluruh instrumen Persyarikatan agar solid dalam menyukseskan apa-apa yang menjadi target dan misi JipolMu. Dia meminta setiap pihak mampu meredam ego, sehingga tercapai mufakat untuk mengantarkan kader politik Muhammadiyah duduk di parlemen.

Pun demikian, pria berperawakan tinggi itu juga berpesan, agar dalam kontestasi Pemilu 2024 umat Islam, terkhusus warga Muhammadiyah tidak terpecah belah atau malah saling bermusuhan hanya karena perbedaan preferensi pilihan.

“Jadi memang dalam konteks ini, kita harus menurunkan ego, berlapang dada, legowo, dalam menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah, jangan kemudian setelah musyawarah selesai lalu memaksakan egonya, berjalan sendiri-sendiri,” tandasnya.

Abu Nasir menjelaskan, politik menurut filsuf Plato berarti hasrat atau nafsu untuk berkuasa, merebut kekuasaan dengan mengerahkan akal pikiran dengan semangat dan keberanian.

Sementara menurut Imam Al-Mawardi, lanjut Abu Nasir, menekankan bahwa pemimpin negara adalah instrumen untuk melanjutkan misi-misi kenabian, yakni untuk menjaga dan menegakkan ajaran agama (Islam), serta mengatur atau mengelola dunia.

“Dalam konteks ini, antara jihad dan politik bisa jadi berjalan seiring sepanjang dijalankan di atas misi tersebut,” katanya.

Jihad politik seyogyanya tidak membuat semua pihak saling bermusuhan meskipun ada perbedaan pandangan dan pilihan. Jihad adalah sakralitas sebuah perjuangan yang berorientasi ukhrawiyah. Sedangkan politik adalah persoalan duniawiyah penuh nafsu kekuasaan yang absurd.

“Sungguh-sungguhlah ‘bermain’ karena ini permainan yang sesungguhnya. Tapi sesungguh-sungguhnya bermain tetaplah ini permainan, maka jangan sampai menjadikan permusuhan, pertikaian, atau perpecahan,” kelakar Abu Nasir.

“Bermainlah dengan serius tapi tetap dengan hati dingin dan bibir tersenyum,” pungkasnya. (*)

Reporter: Ubay

Editor: Aan Hariyanto

spot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

Lihat Juga Tag :

Populer