21.5 C
Malang
Rabu, November 6, 2024
OpiniJokowi dan Pesan Tersurat-Tersirat di Momen Pergantian Kepemimpinan

Jokowi dan Pesan Tersurat-Tersirat di Momen Pergantian Kepemimpinan

Jokowi
Ilustrasi: Canva

MAKLUMAT  —  Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) selalu mampu mencuri perhatian, Setiap kata yang keluar dari seorang presiden, terlebih lagi menjelang pergantian kepemimpinan dan kekuasaan, akan selalu menimbulkan spekulasi dan tafsiran yang menarik.

Jokowi, dengan gaya komunikasinya yang khas, sering menyampaikan pesan yang memiliki lapisan makna, tersurat dan tersirat, yang memberi ruang bagi berbagai interpretasi.

Penulis: Anwar Hariyono*
Penulis: Anwar Hariyono*

Pada momen pergantian kekuasaan ini, Jokowi tampak piawai menjaga keseimbangan antara stabilitas dan keberlanjutan, terutama dalam menyongsong era kepemimpinan Prabowo Subianto, Presiden RI terpilih periode 2024-2029. Kemampuan Jokowi menjaga ritme transisi politik, ekonomi, dan sosial, seolah menempatkannya di atas semua dinamika yang terjadi dan di berbagai elemen bangsa.

Berbagai elemen ini mencakup isu-isu besar seperti hutang negara, pertumbuhan ekonomi, reshuffle kabinet, ketaatan pada hukum, hingga keberlangsungan koalisi partai.

Semua ini tampaknya menjadi fokus perhatian Jokowi dalam menjaga keberlanjutan pemerintahan yang stabil. Jokowi, dengan energinya, berusaha memastikan bahwa proses transisi ini berjalan sesuai arahan dan rencana yang dia tentukan.

Tulisan ini tidak bermaksud mengupas teori konspirasi di balik kepemimpinan Jokowi. Namun, yang jelas, pernyataan-pernyataan yang Jokowi sampaikan, baik secara tersurat maupun tersirat, menyimpan pesan penting yang bisa ditangkap oleh publik.

Jokowi seringkali memberikan “pengumuman” atau pernyataan yang menarik perhatian, baik itu terkait utang negara, kinerja ekonomi, mineral tambang, hingga dinamika partai politik. Semua itu dikemas dalam bentuk yang terbatas, misterius, dan menimbulkan spekulasi di media.

Namun, apa pun pernyataan yang disampaikan Jokowi, selalu dapat dinikmati oleh masyarakat. Inilah yang menjadi kekuatan komunikasi seorang Jokowi. Mampu menyampaikan pesan yang mudah dicerna, meski di baliknya terkandung makna yang lebih dalam.

Menjelang serah terima jabatan pada Presiden baru di tanggal 20 Oktober 2024, publik tentu akan menantikan pengumuman-pengumuman terakhir Jokowi. Yang bisa jadi, menyimpan pesan-pesan dan hanya bisa dibaca secara sekilas.

Sebuah memori singkat sebelum Jokowi benar-benar menutup masa jabatannya. Publik akan terus menebak-nebak, apakah pesan yang tersirat itu mampu memberikan arah yang jelas bagi penerusnya?

Harapannya, pengumuman-pengumuman Jokowi tidak hanya menjadi pesan politik semata, tetapi dapat diterima oleh konstituennya sebagai sebuah panduan dalam menyongsong era baru kepemimpinan nasional.

Presiden baru, Prabowo Subianto diharapkan dapat menangkap dan menerjemahkan pesan-pesan tersebut menjadi energi positif, yang relevan bagi konstituen baru di bawah kepemimpinannya.

Seperti yang kita tahu, Indonesia menghadapi tantangan besar: dari besarnya hutang negara, tingginya angka pengangguran, lemahnya daya beli masyarakat, hingga fluktuasi nilai tukar rupiah dan perseteruan antar partai.

Semoga pesan-pesan yang tersirat dan tersurat dari Jokowi dapat menjadi bahan refleksi bagi ormas besar seperti Muhammadiyah, partai-partai politik, dan tentu saja Presiden baru serta konstituen Jokowi. Semua ini demi menjaga momentum keberlanjutan dan janji-janji politik yang pernah diutarakan.

Dengan demikian, transisi menuju kepemimpinan baru dapat berjalan dengan lancar, membawa energi positif, dan menjadi landasan bagi munculnya “legenda baru” di tahun 2024.

 

*) Penulis adalah Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia, Universitas Muhammadiyah Gresik.

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Lihat Juga Tag :

Populer