KETUA Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah Dr KH Tafsir berpendapat, diskursus politik dalam konteks kepemimpinan tidak selamanya terikat dengan usia, melainkan dengan kedewasaan. Meskipun jika mengacu pada Surah Al Ahqaf ayat 15 disebutkan usia 40 tahun.
“…, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai 40 tahun dia berdoa, Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat menyukuri nikmat-Mu,…” (Al-Ahqaf: ayat 15)
“Kepemimpinan itu, dalam bab tertentu tidak terikat dengan umur, tetapi dengan kedewasaan. Dan kedewasaan itu kan tidak selamanya terikat angka atau umur,” kata KH Tafsir dikutip dari tvMu, Kamis (26/10/2023).
Kalau kita melihat Al-Quran, lanjut KH Tafsir, kedewasaan manusia itu kalau mengacu pada Surah Al-Ahqaf ayat 15 itu usia 40 tahun. “Tapi banyak tokoh-tokoh muda, misalnya KH Ahmad Dahlan itu pasti masih di bawah 40 tahun ketika memimpin dan mempelopori berdirinya Muhammadiyah, mundur di zaman para sahabat, bahkan sahabat Ali dan banyak tokoh muda muslim saat itu mampu tampil sebagai sosok pemimpin yang hebat,” jelasnya.
Menurut KH Tafsir, kedewasaan dalam kepemimpinan dapat ditunjukkan dalam tiga aspek, yakni dewasa secara moral, dewasa secara intelektual, serta dewasa secara sosial.
“Artinya dewasa tidak selalu terikat dengan angka atau umur. Kedewasaan inilah yang sebenarnya menentukan keberhasilan seorang pemimpin,” tegasnya.
Lebih lanjut, KH Tafsir juga menyorot perihal ‘kegaduhan’ dinamika politik belakangan menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, terlebih terkait putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terhadap gugatan Undang-Undang (UU) 7/2017 tentang Pemilu, terkait batasan minimal Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres).
Menurut dia, secara prinsip tidak ada masalah berapa pun usia yang ditentukan. Tetapi yang bermasalah adalah bahwa seolah-olah dengan ‘gampang’ sebuah aturan diotak-atik hanya untuk kepentingan pihak-pihak tertentu.
“Kita semua belakangan ini ramai-ramai itu kan sebenarnya karena bagaimana sebuah UU atau aturan itu kemudian mau diubah seolah-olah hanya untuk kepentingan sesaat atau kepentingan orang atau kelompok tertentu. Ini yang menjadi masalah,” tandasnya.
Tapi sekali lagi, kata KH Tafsir, yang terpenting dalam kepemimpinan yang paling pokok adalah kedewasaan. “Yang tidak selamanya bisa diukur dari angka atau umur,” pungkasnya. (*)
Reporter: Ubay
Editor: Aan Hariyanto