DUTA Besar (Dubes) Luar Biasa dan Bekuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesia (RI) untuk Lebanon, Hajriyanto Y Thohari menyampaikan perkembangan situasi setempat, pasca serangan balasan Iran terhadap Israel pada Ahad (14/4/2024) dini hari lalu.
Menurut Hajriyanto —panggilannya, pasca serangan ratusan drone, misil dan rudal balistik dari Tehran ke pangkalan militer Israel, situasi konflik di Lebanon Selatan antara IDF (Pasukan Israel) dengan Hizbullah juga masih mengalami ekskalasi dengan serangan-serangan yang menargetkan posisi strategis dan infrastruktur militer dari kedua belah pihak.
IDF mengklaim telah berhasil menghancurkan lokasi produksi senjata Hizbullah di Desa Nabi Sheet (Baalbeck) atau sekitar 100 km dari perbatasan, namun tidak menimbulkan korban jiwa. Serangan itu, kata Hajri, dilakukan sebagai respon serangan penembakan Hizbullah ke Israel utara pada Ahad (14/4/2024) malam.
“Tentara Israel (juga) terus menggempur dan membombardir lokasi sel-sel Hizbullah di wilayah Bekaa, Marjayoun, dan Sour dengan menghancurkan rumah dan infrastruktur militer yang dimiliki Hizbullah, yang digunakan untuk menyerang Israel,” ungkap Hajri saat dihubungi Maklumat.id, Kamis (18/4/2024).
Masih kata Hajri, Hizbullah juga telah mengumumkan kematian anggotanya, Ali Abou Mahdi di Khiam (Marjayoun). Ini adalah anggota Hizbullah ke-275 yang tewas dalam baku tembak dengan Israel sejak 8 Oktober 2023 lalu, atau sehari setelah dimulainya perang di Gaza, Palestina.
Lebih lanjut, Hajri menjelaskan, Perdana Menteri (PM) Mikati pada Senin (15/4/2024) telah meminta pertemuan konsultatif Dewan Menteri guna membahas kegentingan situasi global dan regional saat ini, utamanya menyikapi serangan Iran terhadap Israel. Hasil pertemuan diharapkan dapat menghasilkan pernyataan sikap Pemerintahan Sementara Lebanon terhadap situasi kedaruratan di kawasan.
“Sebagai catatan, PM Mikati telah meminta dengan sangat kehadiran para Menteri dalam pertemuan tersebut, mengingat sejak Desember 2022 para menteri yang berafiliasi dengan Partai Gerakan Patriotik Bebas (FPM) telah memboikot semua pertemuan Dewan Menteri yang diadakan selama kekosongan masa jabatan presiden,” terangnya.
Sementara itu, berdasarkan pernyataan Hizbullah, Hajri menyebut Hizbullah memuji sikap berani pemimpin Republik Islam Iran atas serangan luar biasa terhadap Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya, sebagai tanggapan tegas atas agresi Zionis terhadap konsulat Iran di Damaskus.
“Bagi Hizbullah tindakan Iran adalah pelaksanaan hak dasar untuk membela diri yang didasari oleh hukum yang kuat meskipun di bawah tekanan dan ancaman. Operasi tersebut mencapai tujuan militer yang telah ditentukan, meskipun ada intervensi dari AS dan sekutunya namun tujuan politik dan strategis jangka panjang pada fase baru perjuangan Palestina dari langkah besar ini akan terwujud pada waktunya,” kata Hajri.
Selain itu, Hajri, yang juga mantan Wakil Ketua MPR itu menjelaskan, anggota parlemen Hizbullah, Hassan Ezzedine dari Distrik Sour mengajak semua warga untuk mendukung gerakan perlawanan mempertahankan wilayah Sour dari agresi Zionis Israel.
“Ezzedine menekankan bahwa apa yang terjadi di Tepi Barat dalam hal mobilisasi pemukim, serangan terhadap desa-desa Palestina, dan pembakaran lahan pertanian dikarenakan Tepi Barat pada dasarnya adalah proyek Partai Likud. Oleh karena itu, mereka mengadopsi pendekatan, metode, dan gaya yang sama seperti yang mereka gunakan di Gaza untuk menggusur masyarakat Tepi Barat, untuk mulai melaksanakan proyek agresif mereka,” tandasnya.
Hajri juga mengabarkan, wilayah udara Lebanon yang sebelumnya ditutup sejak 15 April pukul 01.00 dini hari, kini telah beroperasi kembali. Namun, pelacak penerbangan online Bandara Internasional Beirut menunjukkan sekitar 12 penerbangan yang dijadwalkan berangkat telah dibatalkan atau ditunda.
Untuk diketahui, pasukan Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) telah melancarkan serangan sejumlah drone, misil maupun rudal balistik ke sejumlah pangkalan militer Israel pada Ahad (14/4/2024). Hal itu disebut sebagai respon atau serangan balasan atas serangan jet F-35 Israel ke Kedubes Iran di Damaskus, Suriah pada April 2024 lalu.
Pasca peristiwa itu, Hajri berkeyakinan bahwa Iran dan Israel tidak akan terlibat perang secara langsung. Menurut dia, Iran kemungkinan akan menggunakan proxy mereka seperti Hizbullah di Lebanon atau Houthi di Yaman, mengingat ekskalasi Israel dengan kelompok milisi tersebut juga masih tinggi.
“Paling (pasca serangan Iran ke Israel) akan pakai proxy-proxy saja. Kecuali, kalau Israel menyerang Iran secara langsung, maka ada kemungkinan Iran akan turun untuk ‘membela diri’, seperti peristiwa serangan kemarin,” tandas Hajri.
Reporter: Ubay NA
Editor: Aan Hariyanto