21.4 C
Malang
Minggu, September 8, 2024
OpiniStrategi Inovatif Atasi Pengangguran Gen Z di Jatim

Strategi Inovatif Atasi Pengangguran Gen Z di Jatim

Anwar Hariyono

JAWA TIMUR saat ini menghadapi tantangan serius dengan tingginya angka pengangguran di kalangan Generasi Z (Gen Z). Berdasarkan data terbaru, daerah-daerah seperti Surabaya, Malang, Jember, dan Madiun menjadi penyumbang terbesar pengangguran di kalangan generasi muda ini.

Masalah ini bukan hanya berdampak pada individu yang menganggur, tetapi juga mengancam stabilitas ekonomi dan sosial kita. Disinilah dibutuhkan peran penting organisasi seperti Muhammadiyah dan pemerintah dalam menciptakan solusi yang berkelanjutan.

Surabaya, sebagai ibu kota provinsi, menghadapi tantangan besar dalam menampung jumlah lulusan yang mencari pekerjaan setiap tahunnya. Tingginya persaingan dan terbatasnya lapangan pekerjaan di sektor formal membuat banyak Gen Z di kota ini menganggur.

Sementara Malang, dengan banyaknya universitas dan perguruan tinggi, menghasilkan lulusan yang tidak semuanya berhasil mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi mereka. Begitu pula dengan Kabupaten Jember, sebagai kota dengan salah satu universitas terbesar di Jawa Timur, juga mengalami masalah serupa dengan tingginya jumlah lulusan yang tidak terserap oleh pasar kerja lokal.

Kondisi serupa juga terjadi di Madiun, yakni dengan sejumlah perguruan tinggi dan sekolah vokasi, masih memiliki banyak lulusan yang belum berhasil mendapatkan pekerjaan, terutama di sektor industri yang sesuai dengan keterampilan mereka.

Mengembangkan Potensi Daerah untuk Gen Z

Untuk mengatasi masalah ini, kita perlu mengidentifikasi dan mengembangkan sektor-sektor tertentu yang memiliki potensi besar untuk menciptakan lapangan kerja bagi Gen Z. Surabaya memiliki infrastruktur yang memadai untuk mengembangkan sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan kreatif media digital. Dengan banyaknya startup teknologi dan perguruan tinggi yang memiliki fakultas seni dan desain, Surabaya bisa menjadi pusat inovasi teknologi dan kreatif.

Kemudian untuk Malang, dengan banyaknya objek wisata dan destinasi pendidikan, memiliki potensi besar untuk mengembangkan sektor pariwisata dan perhotelan. Pelatihan manajemen pariwisata dan perhotelan bisa memberikan peluang kerja yang besar. Selain itu, sektor agribisnis dan teknologi pangan di Malang dan sekitarnya juga memiliki potensi besar. Pengembangan teknologi pertanian dan agroindustri modern bisa menjadi solusi yang tepat.

Jember, sebagai daerah agraris, memiliki potensi besar dalam sektor pertanian dan agroindustri. Pengembangan teknologi pertanian dan industri pengolahan hasil pertanian dapat meningkatkan peluang kerja. Menggabungkan teknologi dengan industri manufaktur tradisional di Jember juga bisa meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

Sementara untuk Madiun, dengan potensi layanan kesehatan dan industri kereta api serta logistiknya, bisa menjadi pusat pengembangan keterampilan di bidang keperawatan dan teknologi medis. Pengembangan sektor ini akan meningkatkan peluang kerja dan memenuhi kebutuhan layanan kesehatan yang berkembang.

Strategi Inovatif untuk Mengatasi Pengangguran Gen Z

Mengatasi pengangguran di kalangan Gen Z memerlukan strategi yang komprehensif dan inovatif. Berikut adalah roadmap solusi yang bisa diimplementasikan oleh pemerintah dan organisasi seperti Muhammadiyah.

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memahami akar penyebabnya. Perlu pemahaman masalah dan pengumpulan data. Juga survei komprehensif diperlukan untuk memahami ketidakcocokan keterampilan dan kebutuhan pasar kerja. Kolaborasi dengan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk mengumpulkan data yang akurat juga sangat penting. Data yang valid akan menjadi dasar yang kuat untuk menyusun strategi yang efektif.

Pengembangan Keterampilan dan Pendidikan Vokasi Pendidikan vokasi harus ditingkatkan dan disesuaikan dengan kebutuhan industri. Bagi lulusan SMA dan SMK yang belum melanjutkan pendidikan tinggi, perlu ada program-program pelatihan yang menghubungkan mereka langsung dengan dunia kerja. Program-program ini harus mencakup pelatihan dalam keterampilan teknis (hard skills) dan keterampilan interpersonal (soft skills).

Selain itu, Muhammadiyah bisa memimpin inisiatif untuk mendirikan pusat-pusat pelatihan dan pendidikan vokasi yang berkualitas tinggi, yang menawarkan kursus singkat dan program sertifikasi yang diakui oleh industri. Inovasi dalam metode pembelajaran, seperti pembelajaran berbasis proyek dan magang industri, juga dapat diterapkan untuk memastikan para lulusan siap menghadapi tantangan di lapangan.

Inisiatif Kewirausahaan dan Inkubasi Bisnis Muhammadiyah dapat memanfaatkan jaringan luasnya untuk membentuk program inkubasi bisnis. Dukungan mentor berpengalaman dan akses ke modal awal dapat membantu Gen Z memulai usaha mereka sendiri. Mendorong keterlibatan Gen Z dalam usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga akan membuka banyak peluang.

Kerjasama dengan sektor Swasta Kemitraan dengan sektor swasta sangat penting. Perusahaan dapat menyediakan kesempatan magang dan kerja praktik bagi Gen Z, memberikan mereka pengalaman kerja yang berharga. Mengadakan forum rutin dengan perwakilan industri untuk memastikan program pendidikan dan pelatihan tetap relevan dengan kebutuhan pasar juga sangat diperlukan.

Penggunaan Teknologi dan Inovasi Mengembangkan platform e-learning dan kursus online yang mudah diakses oleh Gen Z adalah langkah penting lainnya. Selain itu, membuat portal kerja online yang menghubungkan pencari kerja dengan perusahaan akan mempermudah proses pencarian kerja dan perekrutan.

Pendampingan dan Bimbingan Karir Program mentoring dimana Gen Z dapat dibimbing oleh profesional berpengalaman akan sangat membantu. Layanan konseling karir juga perlu disediakan untuk membantu Gen Z memahami potensi mereka dan memilih jalur karir yang sesuai.

Kebijakan Pemerintah dan Regulasi Pemerintah harus memberikan insentif kepada pengusaha yang mempekerjakan Gen Z dan meninjau kebijakan upah minimum agar lebih sesuai dengan kebutuhan hidup layak. Regulasi yang mendukung penciptaan lapangan kerja sangat penting untuk memastikan keberhasilan strategi ini.

Peran Organisasi Seperti Muhammadiyah Muhammadiyah dapat mengembangkan program pelatihan yang berfokus pada keterampilan yang dibutuhkan di pasar kerja. Mendorong pembentukan komunitas pembelajaran berkelanjutan untuk memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan keterampilan juga akan sangat membantu.

Melakukan pemantauan dan evaluasi berkala terhadap efektivitas program yang telah dijalankan sangat penting. Menyesuaikan strategi berdasarkan hasil evaluasi akan memastikan keberlanjutan dan peningkatan program.

Mengatasi pengangguran di kalangan Gen Z di Jawa Timur memerlukan usaha bersama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan organisasi masyarakat seperti Muhammadiyah. Dengan langkah-langkah strategis yang tepat, kita dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan lapangan kerja dan pengembangan keterampilan bagi Gen Z. Mari kita bergerak bersama demi masa depan yang lebih cerah bagi Generasi Z dan Indonesia!

Anwar Hariyono, Penulis adalah Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Universitas Muhammadiyah (UM) Gresik

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Lihat Juga Tag :

Populer