MAKLUMAT – Ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) Muhammad Mufti Mubarok menjadwalkan pemanggilan manajemen PT Tirta Investama, induk perusahaan Aqua, Selasa (28/10) untuk meminta klarifikasi langsung terkait dugaan praktik eksploitasi air.
‘’ Eksploitasi air yang dilakukan Aqua bukan isu baru. Praktik tersebut sudah lama menjadi sorotan publik dan lembaga lingkungan. Persoalan ini sudah panjang. Walhi bahkan sejak lama menyampaikan kritik soal isu lingkungan dan pengeboran,” ungkap Mufti, Minggu (26/10).
Sebagai lembaga yang bertugas melindungi hak-hak konsumen, lanjut Mufti, BPKN telah beberapa kali mengeluarkan rekomendasi terhadap sektor air minum dalam kemasan (AMDK), termasuk kepada Aqua. Rekomendasi itu mencakup isu kandungan bromat dalam galon dan mikroplastik dalam air kemasan.
Ia mengingatkan banyak perusahaan AMDK menggunakan sumur bor alih-alih sumber mata air pegunungan sebagaimana yang sering ditampilkan dalam iklan. Sektor AMDK banyak melakukan pengeboran, bukan mengambil dari sumber alami seperti yang diklaim di publikasi. Hal ini menjadi catatan bagi BPKN.
“Kami akan memanggil Direktur Utama Aqua untuk mendengarkan penjelasan mereka secara resmi,” tandas Mufti.
BPKN berharap pemanggilan terhadap Aqua akan menghasilkan transparansi sumber air, dan praktik distribusi yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan dan konsumen.
Sementara itu, pihak Aqua melalui laman resminya menegaskan bahwa sumber air mereka berasal dari akuifer tertekan di kedalaman 60 hingga 140 meter. Air tersebut disebut memiliki lapisan pelindung alami dari bebatuan, yang mencegah masuknya air permukaan dan kontaminasi luar.
Langkah ini dilakukan Aqua setelah Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi setelah sidak ke PT Tirta Investama, induk Perusahaan Aqua di Pabrik Subang, viral di media sosial. Dedi mengunggah aktivitasnya dalam rekaman video di akun Intagram miliknya pada Rabu, 22 Oktober 2025. Dalam sidak itu, Dedi baru mengetahui bahwa sumber air yang digunakan berasal dari sumur bor lewat ungkapan salah seorang pegawai Aqua.
