MAKLUMAT — Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir, menegaskan bahwa pemilihan perguruan tinggi sebaiknya berdasarkan kualitas pendidikan dan kesungguhan belajar, bukan semata-mata berdasarkan status negeri atau swasta. Hal ini disampaikan Haedar dalam amanatnya pada Wisuda ke-45 Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), Sabtu (7/9).
Prof Haedar Nashir menggarisbawahi bahwa Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah (PTMA) yang tersebar di seluruh Indonesia dan Malaysia, menawarkan kualitas pendidikan yang baik dan dapat diandalkan.
Ia meyakinkan para orang tua untuk tidak ragu memilih PTMA sebagai tempat pendidikan bagi anak-anak mereka. “Kami ingin mendidik mereka dengan baik tanpa membeda-bedakan latar belakang, baik organisasi maupun agama,” ujar Haedar.
Pernyataan tersebut mencerminkan sikap inklusif Muhammadiyah dalam mengelola pendidikan. Menurut Haedar, Muhammadiyah tidak hanya berbicara tentang inklusivitas, tetapi juga mempraktikkannya dalam pembangunan umat dan bangsa tanpa terkecuali. “Semua umat Islam, dalam arti luas, adalah pengikut Nabi Muhammad,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan (Diktilitbang) PP Muhammadiyah, Ahmad Jainuri, mengungkapkan bahwa performa PTMA terus meningkat. Saat ini, 12 PTMA telah meraih akreditasi Institusi Unggul, menunjukkan daya saing yang kuat dibandingkan dengan perguruan tinggi negeri (PTN) dan swasta (PTS) lainnya.
Mengikuti arahan PP Muhammadiyah, Jainuri menyatakan bahwa ada dorongan untuk melakukan penggabungan antara kampus Muhammadiyah maupun dengan kampus lain untuk menjadi universitas. “Kami mendorong perubahan menjadi universitas melalui penggabungan, baik antar kampus Muhammadiyah maupun dengan kampus luar,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, dr. Sukadiono, mengingatkan PTMA agar terus meningkatkan kualitas dan membuka program studi yang banyak diminati masyarakat, seperti program studi kedokteran di fakultas kesehatan.
Khusus untuk UMG, ia mendorong agar akreditasinya ditingkatkan dari “Baik Sekali” menjadi “Institusi Unggul” sehingga dapat membuka program studi kedokteran atau kedokteran gigi yang sangat diminati publik.
Jaringan Luas
Prof Haedar Nashir menekankan bahwa PTMA tidak hanya menawarkan pendidikan berkualitas, tetapi juga jaringan luas, baik di dalam maupun luar negeri. Jaringan besar ini memberikan nilai tambah bagi mahasiswa Muhammadiyah, yang merupakan salah satu komunitas mahasiswa terbesar di Indonesia.
“Dengan jaringan luas dan sistem pendidikan yang terukur, PTMA dapat menjadi pilihan tepat bagi siapa saja yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi,” tegas Haedar.
Saat ini, Muhammadiyah mengelola 167 PTMA di seluruh Indonesia dan satu di Malaysia. Dengan dukungan jaringan dan sistem pendidikan yang kuat, Prof Haedar Nashir mengajak masyarakat untuk lebih melihat manfaat dan kualitas PTMA tanpa ragu dan prasangka.