MAKLUMAT — Tragedi memilukan menimpa Valeria Marquez, influencer TikTok dan kontestan kontes kecantikan asal Meksiko, Selasa (13/5/2025) malam . Saat sedang live TikTok di salon kecantikannya di Zapopan, Jalisco, Marquez ditembak oleh dua pria pengendara motor. Dia meninggal dunia di tempat kejadian. Peristiwa ini memicu keprihatinan mendalam atas maraknya femisida dan kekerasan berbasis gender di negara tersebut.
Dalam video live streaming yang viral, Marquez terlihat duduk santai sambil memegang boneka berwarna merah muda. Dia menanti hadiah yang dikirim oleh seseorang. Namun suasana berubah mencekam ketika dua pria dengan sepeda motor tiba. Salah satu pria tersebut menanyakan apakah ia benar Valeria. Setelah konfirmasi, pelaku langsung menembaknya berulang kali sebelum melarikan diri. Rekaman live kemudian terhenti.
Feminisida, seperti dilaporkan BBC, adalah pembunuhan perempuan yang dilakukan secara sistematis karena mereka perempuan. Di Meksiko, femisida tidak bisa dipisahkan dari konteks sosial dan budaya patriarki yang kuat, di mana perempuan masih sering dianggap sebagai pihak subordinat dalam relasi gender.
Data yang mengerikan menunjukkan rata-rata 10 perempuan dibunuh setiap hari di Meksiko, sebagian besar oleh pasangan atau anggota keluarga sendiri. Ini bukan angka statistik kosong; melainkan representasi dari realitas di mana perempuan hidup dalam ancaman konstan, bahkan dalam ruang pribadi mereka sendiri
Kematian Valeria yang baru berusia 23 tahun ini memperlihatkan sisi gelap kekerasan yang terus mengancam perempuan Meksiko. Jalisco sendiri dikenal sebagai daerah dengan tingkat kekerasan tinggi, terutama yang berhubungan dengan kartel narkoba dan femisida. Meskipun kepolisian menegaskan belum ada bukti keterkaitan langsung pembunuhan ini dengan kartel, penyelidikan tetap difokuskan pada motif gender.
Miss Rostro 2021
Valeria bukan sekadar influencer biasa. Ia adalah pemenang kontes kecantikan Miss Rostro 2021 dan dikenal luas melalui konten kecantikan dan gaya hidupnya di Instagram serta TikTok, dengan ribuan pengikut setia. Kematian mendadak ini mengguncang publik dan menjadi simbol tragis femisida yang masih mengancam perempuan di berbagai lapisan masyarakat.
Femisida di Meksiko adalah masalah sistemik. Setiap hari, sekitar 10 perempuan dibunuh oleh orang terdekatnya, menurut laporan PBB. Data dari Komisi Ekonomi PBB untuk Amerika Latin dan Karibia menempatkan Meksiko di posisi keempat tertinggi dalam kasus femisida. Budaya patriarki yang mengakar, ditambah impunitas dan lemahnya penegakan hukum, menjadi akar persoalan utama.
Tragedi ini juga terjadi bersamaan dengan pembunuhan Yesenia Lara Gutiérrez, kandidat wali kota dari partai Morena di Veracruz, yang ditembak saat kampanye. Dua peristiwa ini membuka mata publik akan betapa rentannya perempuan, baik di ranah privat maupun publik.
Presiden Claudia Sheinbaum berjanji kasus ini akan diusut tuntas. Wali kota Zapopan, Juan José Frangie, menegaskan bahwa pihaknya akan berupaya keras memberantas kekerasan terhadap perempuan, meski hingga kini belum ada laporan ancaman dari korban.
Kasus Valeria Marquez bukan hanya kehilangan individu tapi juga panggilan mendesak bagi Meksiko untuk menghentikan siklus kekerasan terhadap perempuan. Ini adalah peringatan keras bahwa tanpa tindakan nyata, perempuan akan terus menjadi korban di negeri yang kaya budaya tapi masih terperangkap dalam bayang-bayang kekerasan.