MAKLUMAT — Joe Biden, Presiden Amerika Serikat, menyatakan bahwa tewasnya pemimpin Hamas Yahya Sinwar oleh pasukan Israel merupakan “hari baik bagi Israel, Amerika Serikat, dan dunia.”
Ia menambahkan bahwa peristiwa ini menjadi peluang untuk membebaskan para sandera Israel yang ditahan Hamas.
Seperti dilansir Arab News, Jumat (18/10/2024), Joe Biden menyebut momen ini juga bisa mengakhiri perang yang telah berlangsung selama setahun di Gaza.
Menurut keterangan Israel, Yahya Sinwar, dalang di balik serangan 7 Oktober 2023 yang memicu konflik Gaza, tewas dalam operasi militer Israel di wilayah Palestina tersebut, Rabu (16/10).
Kematian Sinwar dianggap sebagai keberhasilan besar bagi Israel sekaligus momen penting dalam konflik yang berkepanjangan.
Para pemimpin Barat menyebut tewasnya Sinwar sebagai peluang untuk mengakhiri perang. Namun Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa konflik masih akan berlanjut.
Dalam pernyataannya, Joe Biden membandingkan kematian Sinwar dengan perasaan yang dirasakan di AS ketika pemimpin Al-Qaeda, Osama bin Laden, tewas.
Biden mengatakan, “Pembunuhan dalang serangan 7 Oktober 2023 terhadap Israel membuktikan bahwa tidak ada teroris di dunia ini yang dapat lepas dari keadilan. Tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan.”
Biden juga berencana untuk berbicara dengan Netanyahu dan para pemimpin Israel lainnya guna memberi selamat.
Dia ingin mendiskusikan langkah selanjutnya. Termasuk upaya membawa pulang para sandera Israel dan mencari jalan untuk mengakhiri perang.
Lebih lanjut, Biden menyebut bahwa dengan tewasnya Sinwar, terbuka peluang untuk menciptakan masa depan Gaza tanpa Hamas di tampuk kekuasaan.
Dia menyebut bisa tercapai kesepakatan politik yang lebih baik bagi Israel dan Palestina.
Joe Biden Puji Pasukan
Joe Biden juga memuji peran pasukan operasi khusus dan agen intelijen AS.
Pasukan ini yang membantu Israel dalam melacak dan menemukan para pemimpin Hamas selama setahun terakhir.
Kendati demikian, Biden tetap menegaskan bahwa operasi yang menewaskan Sinwar dilakukan sepenuhnya oleh pasukan Israel.
Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, menyebut Yahya Sinwar sebagai “hambatan besar” dalam proses perdamaian.
Sullivan menambahkan bahwa kematian Sinwar membuka peluang untuk menemukan solusi yang dapat memulangkan para sandera.
