SUASANA hangat terasa dalam halal bihalal Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) dan PD Aisyiyah (PDA) Sidoarjo, beserta Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) se-Sidoarjo. Hadir dalam kegiatan tersebut Caleg DPRD Jatim terpilih periode 2024-2029, Dedi Irwansa.
Pada kegiatan yang dilangsungkan di Fave Hotel Sidoarjo, Ahad (28/4/2024) itu, Dedi mengajak agar warga Muhammadiyah mempererat silaturahmi sebagaimana esensi halal bihalal itu sendiri, terlebih usai segala riuh dinamika Pemilu 2024.
Pria yang menjabat Sekretaris Bapilu Partai Demokrat Jawa Timur itu pun, bercerita soal pengalamannya selama berjuang dalam momentum Pemilu 2024 sebagai bagian dari jihad politik. Dia mengajak seluruh elemen Persyarikatan untuk kembali ke rumah besar Muhammadiyah.
“Saya besar dari lingkungan dan keluarga Muhammadiyah. Senior-senior saya di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), di Pemuda Muhammadiyah telah memberikan banyak pembelajaran sehingga sampai pada fase ini. Maka setelah melewati masa-masa Pemilu 2024 lalu, saatnya kami kembali ke rumah besar Muhammadiyah,” kata Dedi, Ahad (28/4/2024).
Alumnus Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu berpendapat, jalan politik yang dipilihnya adalah upaya untuk menjadi lebih bermanfaat. Sebab itu, kata Dedi, pihaknya berharap dapat terus membangun sinergi yang kuat dengan Muhammadiyah dan ortom-ortomnya di Sidoarjo.
Sementara itu, Ketua PDM Sidoarjo Prof Dzoul Milal mengungkapkan rasa terima kasihnya atas kehadiran dan dukungan Dedi Irwansa kepada Muhammadiyah. Dia berpesan, sebagai kader Muhammadiyah yang berdiaspora di jalur politik, maka akhlak politik harus terus dipegang.
“Semoga Mas Dedi mampu menjalankan amanah sebaik-baiknya dan senantiasa diberikan kemudahan dalam menjalankan tugasnya sebagai Anggota DPRD Jatim,” pesannya.
Terkait momen silaturahim Idul Fitri 1445 H, Prof Milal mengajak seluruh warga Muhammadiyah, terkhusus di Sidoarjo untuk semakin bersemangat dalam berdakwah dan berkegiatan.
Dia juga menyebut pentingnya mewujudkan database Persyarikatan dalam rangka tujuan jangka panjang, yang juga sebagai upaya untuk menebar dan memperluas kebermanfaatan Persyarikatan di masyarakat.
“Momentum setelah Ramadan kita menjadi hamba yang telah diampuni dosa-dosa kita, maka setelah ini harus dihilangkan perasaan tidak enak satu dengan lainnya. Karena kita sudah saling memaafkan. Setiap komponen Muhammadiyah harus bergerak untuk mewujudkan database Persyarikatan dan menebar manfaat yang lebih luas dan besar,” ajak Guru Besar UINSA itu.
Reporter: Adit HU
Editor Aan Hariyanto
