MAKLUMAT — Densus 88 Anti Teror Polri menggandeng Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya dalam gelaran bedah buku “JI The Untold Story” karya Irjen Pol. Sentot Prasetyo, Kepala Densus 88. Kegiatan ini bertujuan menyebarkan narasi tandingan terhadap paham ekstremisme yang masih mengintai kalangan muda.
Wakil Rektor UM Surabaya, Dr. Radius Setiyawan, menyampaikan bahwa buku ini membuka ruang kajian ilmiah atas fenomena sejarah kelompok radikal. “Pembubaran Jamaah Islamiyah bukan semata tindakan keamanan, tetapi juga peristiwa sosial-keagamaan yang harus dikaji jernih agar lahir narasi mencerahkan,” ujarnya seperti dikutip laman divisi humas polri, Jumat (1/8)
Sementara itu, AKBP Joko Dwi Harsono dari Densus 88 menegaskan bahwa buku ini tidak hanya mencatat sejarah, tetapi juga menjadi penyeimbang dari narasi-narasi radikal. “Kami ingin kampus jadi ruang diskusi objektif dan terbuka dalam melawan ideologi kekerasan,” jelasnya.
Salah satu pembicara, Ustadz Imtihan—mantan anggota Dewan Fatwa Jamaah Islamiyah—mengajak mahasiswa untuk memahami pentingnya dakwah damai. Ia mengakui bahwa jalan kekerasan adalah kesalahan masa lalu. “Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan sebagai jalan perjuangan,” ungkapnya dalam diskusi.
Acara ini juga menghadirkan pakar terorisme Dr. Solahudin, akademisi Studi Islam Dr. Thoat Stiawan, serta pakar hukum Satria Unggul Wicaksana Prakasa yang membahas kebijakan negara dalam menghadapi radikalisme.
Sebanyak 500 mahasiswa dan dosen hadir, menunjukkan antusiasme sivitas akademika dalam memahami bahaya laten radikalisme. Diskusi berlangsung interaktif dan membuka kesadaran bahwa literasi sejarah dan ideologi adalah kunci membendung paham ekstrem di kalangan muda.
