MAKLUMAT – Dua hari setelah penetapan status tanggap darurat bencana di Sumatera Barat, jumlah korban terus bertambah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan 90 warga meninggal dunia, 85 orang masih hilang, dan 10 lainnya mengalami luka-luka. Kabupaten Agam menjadi wilayah dengan korban tertinggi.
“Korban jiwanya ada 90 yang meninggal dunia, 85 hilang dan 10 luka-luka,” ujar Kepala BNPB Suharyanto dikutip Ahad (30/11/2025).
Gelombang pengungsian juga meningkat signifikan. Data sementara mencatat sebanyak 11.820 kepala keluarga atau sekitar 77.918 jiwa terpaksa meninggalkan rumah mereka. Konsentrasi pengungsi banyak ditemukan di Kota Padang dan Kabupaten Pesisir Selatan.
Sejumlah jalur provinsi dan nasional juga terputus akibat longsor serta kerusakan jembatan. Situasi itu menghambat distribusi bantuan ke wilayah yang terdampak parah. Meski demikian, logistik dari Padang Pariaman dan Pesisir Selatan telah berhasil masuk, sementara delapan titik lain dalam proses distribusi dengan pengawalan aparat kepolisian.
BNPB mengerahkan 24 personel untuk mempercepat penanganan di Sumatera Barat. Bantuan darurat dari Presiden RI, meliputi alat komunikasi, genset, tenda, LCR, hingga ribuan dus makanan siap saji, sudah tiba di Bandara Minangkabau. Armada udara berupa pesawat Caravan dan helikopter Bell 505 juga diterjunkan guna menjangkau wilayah yang tak bisa ditembus jalur darat.
BNPB menegaskan bahwa operasi penanganan darurat terus digenjot melalui koordinasi dengan pemda, kementerian/lembaga, TNI, Polri, dan relawan. Pembukaan akses, pendataan lanjutan korban maupun kerusakan, serta pemenuhan kebutuhan dasar warga terdampak kini menjadi prioritas utama dalam penanganan bencana di Sumatera Barat dan dua provinsi lainnya.***
