KETUA PDM Nganjuk Juwari menegaskan pentingnya ketaatan dan kepatuhan terhadap pemimpin oleh warga Persyarikatan, terlebih dalam konteks menghadapi politik elektoral, Pemilu 2024 mendatang.
Menurut dia, berMuhammadiyah adalah membangun jamaah, untuk bersama-sama menegakkan ajaran Islam sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah, serta berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan, fastabiqul khoirot.
“Tidak ada Muhammadiyah tanpa jamaah, dan tidak ada jamaah tanpa kepemimpinan,” kata Juwari dalam pertemuan JipolMu#2 PWM Jatim dengan PDM Nganjuk, Jombang, Kabupaten dan Kota Mojokerto, serta Kabupaten dan Kota Madiun, Kamis (14/12/2023) di Aula SMA Muhammadiyah 1 Nganjuk.
Juwari menyebut, agar ikhtiar yang dilakukan oleh Persyarikatan bisa berjalan optimal, maka harus patuh dan taat kepada instruksi, keputusan, dan kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh pimpinannya.
Senada dengan dia, Ketua LHKP PWM Jatim Muhammad Mirdasy menyampaikan, pentingnya warga Muhammadiyah untuk sami’na wa atho’na terhadap keputusan dan instruksi pimpinan Persyarikatan.
“Jadi kalau imamnya, pimpinannya itu takbir Allahu Akbar gitu, ada jamaahnya yang ikut takbir. Jangan sampai imamnya sudah takbir, jamaahnya gak ada yang ikut takbir,” ujarnya.
Pria yang juga Ketua Tim Adhoc JipolMu#2 PWM Jatim itu mengajak, agar dalam segala lini, warga Muhammadiyah senantiasa solid dan kompak, terlebih dalam konteks politik, di mana Muhammadiyah seringkali dianggap sebagai yatim piatu politik.
“Silakan nanti bermusyawarah (untuk program JipolMu), yang penting kita semua, pimpinan dan warga Muhammadiyah harus solid, harus kompak, ojo dulinan dewe-dewe. Ini semua demi Persyarikatan, demi lambang matahari (Muhammadiyah) supaya terus bersinar,” tandas Mirdasy. (*)
Reporter: Ubay
Editor: Aan Hariyanto
